Ini pertama kalinya saya datang ke Jepang. Tanggal 22 September 2013 pagi hari waktu Jepang tepatnya kaki saya menginjak daratan Jepang. Berikut merupakan pengalaman saya selama berada di Jepang. Ini kisah selanjutnya dari tulisan saya sebelumnya di
link ini.
22 September 2013, Tiba di Tokyo
Saya tiba di bandara Haneda Jepang jam setengah enam pagi waktu Jepang. Setelah melewati pemeriksaan imigrasi, Kami sekeluarga menunggu adik saya menjemput di bandara untuk mengantar kami ke penginapan. Sebelum datang ke Jepang sebelumnya adik saya sudah menyewa apartemen untuk tempat kami menginap. Biaya menginap di apartemen tentunya lebih murah dibandingkan menginap di hotel. Adik saya sudah beberapa tahun berada di Jepang untuk kuliah di Universitas tokyo. Kami datang ke Jepang memang untuk menghadiri acara wisuda S2 adik saya ini.
Setelah adik saya datang kami segera melanjutkan perjalanan ke penginapan. Dari bandara Haneda ini kami bisa menggunakan transportasi monorel dan kemudian melanjutkan ke jalur kereta biasa (Japan Railways) menuju ke stasiun Otsuka Tokyo. Kereta di Jepang sangat nyaman dan lebih murah dibanding naik transportasi lain. Apartemen yang kami sewa ada di Minamiotsuka, Toshima, Tokyo, Jepang. Jaraknya hanya 5 menit dari Stasiun Otsuka, Tokyo.
Datang ke Jepang, kami melihat suasana yang sangat berbeda dengan Indonesia. Saat itu udara di Jepang sangat sejuk sekitar 23 derajat Celcius. Mirip seperti berada di puncak. Tidak ada debu dan polusi seperti di Jakarta. Kotanya juga bersih tidak ada sampah yang berserakan. Gedung-gedung lebih ramping dan rapi. Jalanan lebih sepi tidak banyak kendaraan roda dua. Mobil juga jarang kami lihat. Jalanan lebih lenggang.
Sampai di stasiun Otsuka, kami tidak langsung ke apartemen. Kami beristirahat dulu ke starbuck Jepang menghilangkan pegal sebentar sebelum berjalan kaki ke Apartemen. Sambil minum kopi dan melihat suasana Jepang. Melihat orang Jepang juga menjadi pemandangan tersendiri. Jalan mereka sangat cepat bahkan ada yang berlari. Nenek-nenek dan kakek-kakek juga berjalan sangat cepat. Kulit orang Jepang bersih-bersih tapi tidak semuanya putih seperti yang kita bayangkan ada juga yang berwarna coklat seperti orang Indonesia. Pakaian mereka juga rapi dan banyak perempuan yang memakai rok mini. Anak mudanya lebih suka memainkan gadget dibanding mengobrol dengan teman disebelahnya. Mereka juga sangat tertib dan senang mengantri.
Apartemen yang kami sewa letaknya juga dekat dengan Mesjid Otsuka. Ya.. ternyata di Jepang juga ada Mesjid. Mesjid Otsuka sebenarnya lebih mirip Mushalla karena sangat kecil dan bentuknya seperti ruko. Kelihatannya mesjid ini bertingkat tiga. Yang di bawah untuk wanita, pria di tingkat dua dan ada satu tingkat lagi di atasnya. Walau ada di Jepang, mesjid ini kebanyakan jemaahnya merupakan imigran dari Arab dan Afrika. Mereka sangat ramah dan mengucapkan salam ketika berpapasan dengan kami. Kami menyempatkan shalat dhuhur dulu di mesjid ini sebelum ke Apartemen karena Apartemennya masih belum siap dan sedang dibersihkan.
Setelah siang kami segera menuju Apartemen. Di sekitar Apartemen sangat tenang dan bersih. Di sekitar apartemen ada banyak toko makanan, minimarket dan juga mesjid. Apartemennya memang tidak mewah beda dengan apartemen di Jakarta yang biasanya sangat mewah. Kamar kami ada di lantai tiga. Sampai di kamar, kami langsung membuka isi tas kami dan beres-beres sebentar kemudian istirahat karena lelah.
23 September 2013, jalan-jalan ke Kota Takasaki, Gunma-ken
Besok harinya, kami berkunjung ke Kota Takasaki, gunma-ken untuk berkunjung menemui teman adik saya yang orang Jepang dan juga pembimbing penelitiannya selama di Jepang. Gunma-ken adalah prefektur Jepang. Prefektur itu mirip provinsi di Indonesia. Dari stasiun Otsuka ke Gunma-ken dengan naik kereta kira-kira ada dua jam.
Kereta di Jepang saat itu sangat sepi padahal hari itu adalah hari Senin. Ternyata tanggal 23 September 2013 merupakan hari libur Jepang yaitu hari Autumnal Equinox Day. Autumnal Equinox Day yaitu tanggal tanggal 23 September matahari bergeser dari belahan utara ke belahan selatan dan menandai datangnya musim gugur. Saat itu juga jumlah waktu siang dan malam adalah sama. Berbeda dengan di Indonesia yang jumlah waktu siang dan malamnya sama setiap saat namun di Jepang, jumlah waktu siang dan malamnya biasanya berbeda. Kadang waktu malam lebih panjang dari siangnya atau sebaliknya.
Sampai Gunma-ken kami melihat suasana pedesaan dimana masih ada pertanian di tempat itu. Dari kereta, kami bisa melihat sawah-sawah padi dan kebun sayuran yang tersusun rapi diantara rumah-rumah penduduk. Sampai di stasiun, Kami dijemput teman adik saya dengan mengendarai mobil untuk mengantar kami melihat Takasaki. Kota Takasaki sangat rapi. Kotanya memang lebih sepi dari Tokyo tapi suasananya lebih nyaman. Jalan-jalannya bersih dan terlihat banyak burung gagak dimana-mana. Bahkan masih ada sawah yang bisa kami temui di antara rumah. Di sana kami juga mengunjungi mall kecil yang berada di kota itu. Teman-teman adik saya sangat ramah bahkan pembimbing Adik saya itu sampai membawa keluarganya untuk menemui kami. Kami terkesan dengan keramahan orang Jepang. Setelah puas berkunjung ke Takasaki, kami segera kembali ke Tokyo.
24 September 2013, jalan-jalan ke Tokyo Disney Sea
Jika ke Jepang tapi tidak ke Disney resort maka akan ada yang kurang. Ada dua pilihan tempat Disney resort di Jepang, yaitu Tokyo Disneyland dan Tokyo Disney Sea. Kami memilih untuk ke Tokyo Disney Sea yang memang khusus untuk orang dewasa dibandingkan dengan Tokyo Disneyland yang lebih untuk ke anak-anak. Tanggal 24 September 2013 kami ke Tokyo Disney Sea dengan naik kereta. Ya lagi-lagi naik kereta. Transportasi di Tokyo memang lebih enak naik kereta. Hampir semua tempat di Tokyo bisa kita jelajahi dengan naik kereta.
Harga tiket ke Tokyo Disneysea saat itu sebesar 6200 yen per orang kalau dikonversi ke rupiah sekitar 700 ribuan. Cukup mahal ya.. Ya mungkin karena wisata ini begitu banyak area hiburannya dan memang sudah terkenal di seluruh dunia. Beberapa area yang bisa dinikmati di Tokyo Disneysea yaitu American Waterfront, Arabian Coast, Lost river delta, Mediterranean harbor, Mermaid lagoon, Mysterious Island, dan Port discovery.
Wilayah Disney Sea ini cukup luas dan arsitektur bangunannya sangat menarik. Kita bisa melihat gunung buatan yang sesekali menyemburkan api, replika venesia, replika Amerika zaman Cowboy, kapal laut kolonial, kastil, istana aladin dsb. Kami datang ketika itu sedang ada Disney's Hallowen sehingga tempat itu dipenuhi hiasan dengan Tema hallowen. Saat itu kami juga menyaksikan pertunjukkan live Hallowen carnival. Tidak jelas jalan ceritanya karena menggunakan bahasa Jepang. Namun kami melihat para penari yang memakai kostum tengkorak. Ada juga yang memakai kostum donald bebek, Deasy duck, Gufi, Mickey, Mini Mouse, Pluto dan tokoh Disney lainnya. Jadi ingat masa kecil dulu... Mereka semua menari dan bernyanyi. Pertunjukan ini juga disertai pertunjukan di atas laut dengan perahu-perahu yang dihias. Ada juga pertunjukan akrobat boat oleh pemakai kostum tengkorak. Bahkan permainan layang-layang juga ditampilkan. Pertunjukan yang cukup menghibur terutama untuk anak-anak.
Kalau tidak ingin lelah berkeliling di DisneySea bisa Naik Disneysea transit steamer line. Sebuah kapal berkapasitas 49 orang. Kapal laut kecil itu akan mengajak kita berkeliling lewat air dari Dock di the Lost River Delta dock sampai Mediterranean Harbor. Naik kapalnya hanya sebentar hanya berkisar 6 menit. Selain itu kita juga bisa naik DisneySea Electric Railway yang merupakan kereta listrik dengan bentuk yang unik khas Disney berkapasitas 42 orang. Berkeliling menaikinya seperti kita menjelajahi dunia Disney seperti didalam film kartunnya. Tidak semua tempat di Disney Sea kami kunjungi namun kunjungan itu memberi pengalaman baru kami di tempat wisata menarik yang belum kami pernah lihat suasananya. Sore harinya kami pulang kembali ke penginapan kami sambil meninggalkan kesan yang tidak akan kami lupa dengan pengalaman kami berwisata di DisneySea.
25 September 2013, Istirahat di Apartemen
Hari Rabu, 25 September kami hanya berada di apartemen. Saat itu memang di Tokyo sedang hujan deras seharian jadi kami tidak pergi kemana-mana. Kamar Apartemen ini memang tidak terlalu luas namun cukup nyaman. Ruangannya dilengkapi kamar timur, ada ruangan dapur, ruang cuci baju dan ruangan kamar mandi. Sebuah ruangan dengan Japanese style apartment. Untuk tidur sudah ada sofa bed yang bisa diubah jadi tempat tidur untuk 2 orang. Juga apartemen itu sudah disediakan 3 futon semacam kasur lipat khas Jepang.
Di Apartemen ini seperti berada di rumah. Kami bisa cuci baju sendiri, masak sendiri layaknya di rumah. Dapur sudah dilengkapi kompor gas, microwave, pemanggang roti, rice cooker serta peralatan masak seperti panci, penggorengan, piring dll. Dari Jakarta kami memang sudah menyiapkan daging rendang dan mie instant. Lumayan untuk menghemat biaya makan selama di Jepang. Untuk beras kami beli di minimarket yang dekat di apartemen ini. Beras Jepang memang enak lebih lengket tapi tidak selengket ketan. Selain masak sendiri juga terkadang kami membeli makanan di luar. Tentunya harus hati-hati karena tidak mudah mencari makanan halal di Jepang. Biasanya kami memilih makanan ikan dibanding daging. Di Jepang banyak restoran yang menyediakan makanan dari ikan.
Selama di apartemen tentunya saya yang biasa ngeblog menyempatkan diri menulis lewat laptop adik saya. Di apartemen memang disediakan internet gratis lewat WIFI. Internetnya lumayan cepat bahkan mau nonton video lancar dan tidak buffering . Kami juga bisa nonton TV Indonesia dari Jepang lewat streaming. Streaming untuk TV Indonesia bisa lewat akses web okezone.tv untuk menonton streaming RCTI, MNC TV dan global TV dan mytrans TV untuk Trans TV dan Trans 7. Alamat streaming tv bisa dilihat di
link ini. Seharian kami berada di apartemen. Sebenarnya ingin pergi keluar tapi hujan seharian membuat kami malas keluar. Udaranya juga saat itu menjadi lebih dingin dari biasa.
26 September 2013, Tokyo Skytree
26 September 2013, kami ke Tokyo Skytree. Tokyo Skytree ini merupakan salah satu menara tertinggi nomor dua di dunia setelah Burj Khalifa. Tokyo Skytree ini memiliki ketinggian 634 m. Menara yang baru selesai tahun 2012 ini memang layak dikunjungi jika kita ingin pergi ke Jepang.
Untuk pergi ke Tokyo Skytree kami tidak pergi melalui stasiun Otsuka. Kali ini kami ingin coba naik subway Jepang (Tokyo Metro). Untuk ke stasiun subway juga tidak terlalu jauh dari tempat kami menginap. Hanya butuh beberapa menit saja berjalan kaki.
Ketika kami tiba di Tokyo Skytree, sayangnya suasana langit sangat mendung. Namun begitu, tidak menghalangi kami untuk menikmati pemandangan. Kami memang tidak berniat untuk naik ke menara itu karena disamping harga tiketnya yang mahal sekitar harga tiket ¥1,000 sampai 2000-an, kami juga hanya sebentar saja ada di loaksi itu karena besoknya adik saya harus menyiapkan segala sesuatunya untuk acara wisudanya besok.
Tokyo Skytree begitu menjulang tinggi. Harusnya kami memang mencari lokasi yang rada jauh untuk mencoba mengambil foto menara itu. Sangat sulit kalau ingin memfoto Skytree dari dekat. Kami berfoto-foto di kaki menara Skytree ini. Lokasi didekat Skytree juga bisa menjadi wisata tersendiri. Disitu juga ada sungai kecil yang sangat bersih. Kami turun ke dekat sungai itu dan berjalan di jalan setapak di pinggir sungai itu sambil menikmati udara sejuk kota Tokyo. Sungai di Tokyo ini memang dilengkapi jalan setapak di pinggirnya jadi wisatawan bisa menikmati berjalan-jalan di pinggir sungai. Sebentar saja kami di skytree ini kemudian kami kembali ke penginapan.
27 September 2013, hadir di acara wisuda di Universitas Tokyo
Ini sebenarnya tujuan utama kami ke Jepang yaitu menghadiri wisuda S2 adik saya. Adik saya kuliah di Universitas Tokyo yang merupakan Universitas peringkat satu di Asia dan peringkat 20-an di dunia. Universitas Tokyo ini sangat tua sudah berdiri sejak tahun 1877. Banyak orang asing yang menimba ilmu di Universitas ini. Saya lihat banyak wisudawan yang berasal dari negara lain seperti China, Vietnam, Pakistan, Eropa dsb.. Orang Indonesia juga banyak kuliah di Universitas Tokyo ini.
Adik saya menyewa baju toga di The University of Tokyo Co-op shop. Jika membeli sendiri agak mahal dan untungnya penyewaan seperti ini bisa menghemat biaya. Acara wisuda di Universitas Tokyo cukup sederhana. Diawali dengan acara musik biola kemudian pidato dari beberapa pimpinan Universitas. Kemudian penyerahan sertifikat yang diwakili beberapa mahasiswa/i. Setelah acara wisuda, para wisudawan berfoto-foto di sekitar kampus bersama keluarga. Kami juga ikut berfoto bahkan kami ikut berfoto bersama para dosen dan professor yang mengajar adik saya. Kami bersyukur akhirnya adik saya bisa menyelesaikan S2 dan mendapat gelar master enginering dari Universitas Tokyo. Setelah selesai S2 ini adik saya langsung melanjutkan S3 di Universitas yang sama. Jadi nantinya dia tidak ikut pulang bersama kami ke Jakarta.
Selesai acara wisuda, saya bersama ayah saya shalat Jumat bersama para mahasiswa muslim Universitas tokyo. Shalat Jumat diadakan para mahasiswa di sebelah ruangan tempat latihan musik. Ada ruangan khusus yang diperuntukkan untuk Shalat bagi mahasiswa muslim. Cukup banyak juga mahasiswa muslim di Universitas tokyo ini yang kebanyakkan memang merupakan mahasiswa asing. Selesai shalat kami segera kembali ke penginapan untuk menyiapkan segala sesuatunya karena besoknya kami akan segera kembali ke Jakarta.
28 September 2013, Pulang ke Jakarta
Tanggal 28 September 2013, kami menuju ke bandara Internasional Narita. Jika waktu tiba kami lewat bandara Haneda, ketika pulang kami akan melalui Bandara Narita. Kami terbang dari Bandara Narita sekitar jam 8 malam menggunakan Singapore Airlines. Seperti seperti waktu berangkat, kami terlebih dahulu transit di Singapura sebelum kemudian melanjutkan penerbangan ke Jakarta. Akhirnya tiba juga kami di Jakarta hari Minggu pagi tanggal 29 September 2013. Kami pulang ke Jakarta sambil mengingat kenangan kami selama di Jepang. Memang hanya seminggu tapi itu jadi pengalaman berharga bagi kami.